Friday, April 15, 2011

BIAR TULUSKU MENYENTAINYA...


Chenta datang ketika aku begitu haus dan dahaga oleh seteguk air kasihnya... namun chenta berubah sangat menyakitkan.. ketika aku harus tahu kenyataannya, dimana kemelut hati menjadi pipihan tulang rindu... dan hujan hati menjadi tambang mutiara lautan jiwa yang tabah menerima.. ku belajar untuk menchentai dalam bentuk sederhana... akan tetapi chenta membalas dengan menghancurkan aku dengan keluarnya bisa2... yang menjadikan banyak jiwa menanah oleh tingkahnya …. tersayat sembilu pilu dalam ulu hati.... merasuk lekat pada sukma bernyawa ini..., chenta membuatku hidup sekaligus membuatku setengah mati... memperjuangkannya.... maka uraikanlah.. dengan lembut tutur katamu... jalinkanlah antara satu dengan yang lainnya atas warna kejujuran itu... chenta mampu bertahan saat getirnya membaur lepas menindas dalam ruang hati yang luas... chenta juga sanggup untuk meluluh lantahkan keping – keping asa dengan seketika... tak akan ada hujung dan pangkalnya ketika semua harus tersentak mendengar kata chenta ini... tiada satupun yang kan mengerti dengan chenta itu sendiri yang ternyata masih bisu dalam diriku.... menjadikan enggan namun tak dapat berpaling dalam dunia yang hampa tanpa rasa... dari segala Kuasa-Nya... inilah chenta..., chenta yang begitu abstrack untukku melukiskannya.. rasa yang begitu kelu ketika ku harus menerima.... asa yang begitu mulia... di saat mengikis ego menjadi mengerti... mengubah nada tinggi menjadi lebih rendah... menyenandungkan asmara menjadi syahdu... menyimbolkan rindu dalam satu ikatan, saat badai hati menghempaskan sudut – sudut penyangga sukma... runtutan rasa menjadikan pelik dalam setiap logiknya.. rasa yang begitu rumit dan sulit untukku menjelaskannya... namun begitulah adanya... chenta . kasih sayang berlumurkan pengertian.... peduli yang berselimutkan kesetiaan... dan ikhlas yang bertemankan kesetiaan apa lagi yang mesti aku ucapkan? sementara telah habis kata kugureskan.... kau selalu ada dalam aliran darah penaku.. kau selalu ada dalam tinta hitamku kanvas lukis rasa dan asaku... aku hanya berharap dalam chenta .. ku tak akan memupuskan segala pinta dan doaku pada-Nya.. tentang aku dan dia... chenta begitu hebat dalam membentuk siapa diriku sebenarnya..., dan chenta-NYA telah membuatku membuka mata dan hati... untuk lebih jelas dalam mengenal arti chenta itu sendiri...

No comments:

Post a Comment